Nyambung dari blogpost sebelumnya tentang kebiasaan kakang yang suka ilang kalau lagi jalan-jalan, ada satu kejadian kakang ilang yang paling berkesan buat aku.
Jadi waktu itu aku dan keluargaku lagi ibadah umroh ke Mekkah. Kami ikut rombongan yang kepala rombongannya itu guru SMAnya kakang, jadi beliau sudah mengerti ttg keadaan kakang yang autis. Malam itu kami baru datang ke Mekkah dari Madinah, dan rencananya setelah sampai itu kami langsung berganti pakaian ihram untuk siap-siap melaksanakan umrah di Ka'bah.
Hotel tempat kami menginap dan area Masjidil Haram itu cukup dekat, hanya sekitar 200-250 m namun lokasinya sangat ramai karena banyak toko dan juga banyak orang yang lalu lalang. Sekitar pukul 9malam waktu setempat, rombongan kami bergerak menuju Haram. Keluarga kami berada di bagian belakang rombongan. Ngga berapa lama berjalan, di tengah pasar itu ihramnya Ade longgar dan Abah berhenti dulu untuk membetulkannya. Aku menunggu abah dan ade sambil memperhatikan arah jalannya rombongan supaya kami bisa menyusul. Ngga lama sih, paling hanya 1-2 menit dan rombongan pun belum jalan terlalu jauh karena keadaannya memang sangat ramai (sehabis shalat Isya). Terus aku ngeliat mama di rombongan itu, tapi anehnya aku ga liat kakang. Aku kira kakang dipegang oleh anggota jemaat yang lain tapi ternyata sampai rombongan yang didepan pun ga ada tanda-tanda adanya kakang. Ok. Kakang ilang lagi. Di Mekkah. Di tempat yang orangnya sebanyak ini dan pakaiannya hampir sama semua. Ok.
Ituuuu speechlessnya udah ga ada duanya. Ya bingung, ya kesel, ya heran, campur aduk deh. Pikirannya cuma satu, kita bisa ga ya nemuin kakang lagi disini?
Rombongan berhenti dulu dan jamaah laki-laki berpencar untuk mencari kakang. Akhirnya setelah hampir setengah jam, ustad rombongan memutuskan agar rombongan meneruskan ke rencana awal yaitu untuk menjalankan umroh. Beliau mengambil keputusan itu karena memang tujuan semua jamaah adalah untuk berumroh sehingga tidak mungkin mengcancel atau mendelay lama, dan aku pun sangat mengerti itu. Keluarga kami pun mengikuti rombongan tapi mama udah lemas jadi jalannya harus dituntun abah dan ade ketika tawaf. Kami pasrah.
Setelah tawaf, kami shalat sunah didepan Ka'bah dan disujudku, aku ingat aku berdoa yg intinya 'Jika kakang memang bisa kembali pada kami maka pertemukanlah lagi kami pada dia, namun jika tidak maka kami ikhlas'. Aku ga tau kenapa, tapi semenjak kakang hilang itu aku memang tidak terlalu panik karena feelingku kakang pasti akan ketemu..
Setelah sa'i, sekitar pukul 2.30, beberapa dari kami berkumpul di bukit Marwah termasuk aku dan mama. Alhamdulillah, Allah SWT benar2 mengabulkan doaku. Ada anggota jamaah kami yang baru datang dari bukit Safa dan dia bilang mereka menemukan kakang disana! Alhamdulillah! Tak berapa lama kemudian kakang sampai ke Marwah dengan rambut yang sudah pitak sana-sini karena digunting setelah sai. Alhamdulillahhhhhhhh :)
Kami penasaran akan apa yang dilakukan kakang selama kakang hilang. Dan ternyata, dia melakukan umroh, dengan langkah-langkah yang sama dengan kita, tawaf dan sai, sendirian! Bahkan aku pun ga akan tahu tempat-tempatnya dimana saja dan kemungkinan nyasar kalau aku sendirian karena itu kali pertama aku (dan kakang juga tentunya) datang ke Mekkah. Mungkin Allah SWT dan malaikatnya langsung yang menuntunnya :) Wallahu alam :)
Tapi kalau disuruh milih sih, jangan lagi deh kakang ilang disana. Cukup sekali itu dan itu juga udah pengalaman dan pelajaran berkesan, hehe.. (padahal setelah pulang dari Mekkah, kakang ilang lagi waktu city tour waktu transit di Dubai. Duuuhh bener-bener dehhhh xD )
No comments:
Post a Comment