Beberapa hari lalu aku sempet ngobrol sama temenku yang ternyata punya adik berkebutuhan khusus juga.
Dia bertanya 'Tapi kadang deg-degan juga ya, anak ini bisa gede atau ngga..' 'Pernah kepikiran yang sama ga ka?'
Kita berdua sama-sama anak tertua. Dia bilang karena hal ini juga jadi worrynya jadi lebih gede. Aku ngerti banget perasaan dia, karena beberapa tahun lalu aku juga berpikir hal yang sama.
Memang kita ga tahu umur kita sampai kapan, tapi kalau misalnya berbicara tentang statistik umur dunia, kemungkinan besar kita hidup lama daripada orang tua kita. Mungkin sekarang kami berdua tidak terlalu pusing untuk berpikir tentang masa depan adik-adik kami, karena masih ada orang tua kami dan adik kami masih merupakan tanggungan mereka. Tetapi suatu saat nanti, di saat orang tua kami telah tiada, kami sebagai tertua lah yang harus menjaga adik-adik kami itu.
Kata temenku lagi 'Tapi hidup kalo dipikir pikir lg udh ada yg ngatur juga kan ya.. harusnya bisa pasrah hehe..'
Couldn't agree more. Siapa sih sebenernya yang mau keluarganya ada yang menjadi anak berkebutuhan khusus? Pasti ngga ada kan? Tapi kita bisa apa lagi sekarang selain pasrah dan berjuang sebaik-baiknya untuk adik-adik kami ini juga?
Di masa yang akan datang, aku gatau apakah kakang bisa menghidupi dirinya sendiri atau menghidupi keluarganya jika ia bisa menikah kelak. Karena itu, ga ada jalan lain selain aku harus bisa menjadi sukses baik materi maupun kedudukan agar aku bisa mensupport dia dan menaungi dia, apapun yang dia butuhkan. Adikku yang paling kecil juga laki-laki dan aku tak mau membebani dia sebelum ia mencukupi hidupnya karena suatu saat pun ia harus menghidupi keluarganya.
Aku ngga menganggap itu sebagai suatu beban, aku sangat senang kalau aku memang bisa membantu kakang. Karena, siapa lagi yang dia miliki selain kami, keluarganya? :)
No comments:
Post a Comment