I don't know about it scientifically, tapi yang jelas sepertinya anak-anak autis mempunyai alergi-alergi tersendiri yang bila memakan/meminum itu akan menjadikannya hyperactive.
Masing-masing anak itu berbeda pula alerginya. Alergi yang dimaksud disini itu berbeda dengan alergi yang umum dialami orang seperti misal alergi seafood yang kalau orang memakannya bisa gatal-gatal, atau alergi kacang yang bisa menyebabkan sesak napas. Efek dari alergi tsb yang paling terasa adalah sang anak selain menjadi hyperaktive, anak tsb jadi kehilangan konsentrasi dan lebih jauh akan menjadikan autismenya semakin parah.
Dulu itu kakang ditangani oleh dr. Melly Budiman, tentunya beliau ini sangat terkenal di Indonesia sebagai ahli untuk penanganan autisme. Dulu sang dokter menyarankan untuk mengambil tes alergi tsb, yang sayangnya waktu jaman dulu itu (waktu kakang umur 2-3 tahun) tes tersebut tidak ada di Indonesia sehingga sample tes kakang harus dibawa ke Amerika. Aku ngga tahu angka pastinya sih, tapi seingatku mama pernah bilang (atau aku yang curi dengar ya dulu, lupa hehe) harganya itu melebihi 5 juta rupiah. Harga yang sangat wow sekali untuk waktu itu, di saat harga nasi uduk di kantin cuma 150 rupiah saja dan saat anak mas masih banyak beredar dan jadi favorit kami di sd *salah fokus* :p
Dari hasil tes tsb, kakang ternyata alerginya banyak sekali. Susu sapi dan turunannya, gluten dan turunannya, terigu, coklat, dsb dsb dsb. Banyak deh pokonya listnya. Intinya, semua yang dia suka itu dilarang semua. Kasian padahal makanan itu kan enak-enak :(
By the way, rasa kasihan ini yang seharusnya ga ada. Seharusnya, kasihan itu justru harus muncul karena kalau kita memberikan yang dilarang itu, efek autisnya akan semakin muncul dan parah. Sayangnya keluargaku ngga disiplin, termasuk aku. Mama masih suka menyetok susu, terigu, keju, mi dsb di rumah, karena kebiasaan sih. Padahal seharusnya kalau kakang ga boleh makan ini itu, kita sekeluarga harus bisa mensupport dengan ngga makan makanan itu juga. Yang ada malah sebaliknya, karena kakang kepingin makanya kadang-kadang suka kita kasih (walaupun porsi dan waktunya lebih jarang) karena ga tega, atau kakang malah suka ngambil sendiri karena memang ada barangnya di lemari.
Jangan dicontoh ya, keluarga kami ini. Aku aja nyesel :(
Harus disiplin dengan makanan itu, dan memang harus disupport oleh keluarga. Sedih juga kan kalau misalnya kamu ga boleh makan coklat, tapi satu keluargamu makan coklat didepanmu gitu. Huhu :((
No comments:
Post a Comment