Hmm.. Akan kujawab perjalanan kami yang terakhir ke Tanjung Bira.
Pantai Tanjung Bira |
Kenapa?
Karena itulah perjalanan terakhir sesaat sebelum pandemi C19 ini masuk ke Indonesia.. Tepatnya pada Maret 2020. Saat masih bisa travelling tanpa worry, tanpa masker, tanpa perlu antigen atau PCR untuk naik pesawat. Kapan lagi ya kita bisa travelling dengan bebas kayak gitu lagi? Mudah-mudahan segera ya Aamiin ya Rabb :')
Tema Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog kali ini adalah tentang pengalaman travelling yang berkesan. Siapa tau nanti kalau pandemi sudah usai, pengalaman kami menjelajahi Tanjung Bira dapat jadi referensi buat berlibur, hehe :)
Jadii, dimana sih Tanjung Bira itu?
Tanjung Bira terletak di Sulawesi Selatan. Jauh yah, kalau dari Jakarta atau Bandung. Tapi buat kami yang waktu itu sedang tinggal di Balikpapan, Kalimantan Timur, perjalanan untuk liburan ke Sulsel jauh lebih murah daripada untuk liburan atau mudik ke pulau Jawa. Harga pesawat ke Makassar hanya kira-kira 1/2nya lah dari harga pesawat ke Jkt, dan juga perjalanannya cepat, cuma 45 menitan.
Nah, dari Makassar ke Tanjung Bira itu hanya bisa dilalui jalan darat atau pakai mobil. Perjalanannya sekitar 5-6 jam perjalanan. Jauh ya? Iya.. banget. Apalagi kalau bawa bocil dan nak bayi.. Hahaha.. Mayan banget deh >.<
Waktu itu kita sewa mobil yang lepas kunci dari Makassar untuk ke Bira. Selain karena lebih private dan nyaman daripada naik travel, di Bira pun ga ada kendaraan umum jadi memang akan lebih convenient kalau punya kendaraan. Dan waktu itu kita sekalian sewa carseat untuk nakbayi di mobil.
Pas sebelum berangkat mikirnya, ya ampun ngapain aja nih 5 jam di jalan.. Bosen banget pasti.. Eehh tapi ternyata, Masya Allah pemandangannya superrrr sekali bagus banget!! Kombinasi gunung, sawah, hutan, pantai dan laut, bener-bener manjain mata banget.. Di beberapa titik kita ada di atas bukit atau gunung dengan pemandangan sawah dan laut di kejauhan.. di beberapa titik lainnya kita menyusuri garis pantai yang air lautnya hanya beberapa meter dari jalan raya.. Kami juga sempet berhenti sejenak di pinggir jalan raya buat main ke sawah yang luasss.. Kapan lagi ya kan ajak anak2 main di sawah, hehe
sawaaaaaah di pinggir jalan |
Surprisenya lagi, sepanjang perjalanan itu jalannya muluuuus banget, even ke jalanan di tengah antah berantah yang kanan kiri nya sawah atau lapangan.. dan guess what, kita ngeliat ada kincir angin raksasa alias PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu).. ya ampun gatau kenapa aku ngerasa bangga banget di Indonesia udah punya kincir angin itu.. (lebay bgt ya? tp beneran xD) Terakhir lihat kincir kayak gitu di Jepang.. mudah-mudahan bakal ada semakin banyak ya PLTB supaya bisa ngurangin penggunaan batubara, hehe
kincir angin |
Sampaiiii di Bira!
Di kawasan Tanjung Bira sendiri itu terbagi jadi dua pantai utama, yaitu Bira dan Bara. Kalau di Pantai Bira itu pasirnya lebih luas, tapi lebih ramai karena pantai umum.. Kalau di Pantai Bara, tempatnya lebih sepi karena banyak pantai yang langsung nyambung ke hotel/cottage gitu. Sama-sama Bagussss dan airnya sama-sama jernih! Bener-bener yang jernih warna turqoise gitu Masya Allah.. Dari pantai Bira ke Bara mesti pakai mobil/motor sekitar 10-15 menitan.
main air di Pantai Bara |
Pantai Bira, sepiii krn pas weekday |
Cottage yang waktu itu kami inapkan letaknya di Pantai Bara. FYI, menurutku harga hotel di Tanjung Bira lumayan agak pricey ya, kl dibandingkan dengan hotel di Makassar.
Kalau ke Tanjung Bira, jangan lewatkan kesempatan untuk snorkeling di laut yang jernihh.. kita kemarin sewa perahu 300ribu, bisa muat sampai 8 orang, plus sewa alat snorkelingnya 50 ribu per set. Terumbu karangnya baguuus, airnya lumayan tenang, bahkan bocah 4 tahun bisa ikutan nyemplung di tengah laut hihi.. Perjalanan naik speedboatnya cuma sekitar 10 menitan sampai ke spot snorkeling. Nah biasanya sih orang-orang juga mampir ke Pulau Liukang (10 menitan naik speedboat) untuk ke penangkaran penyu, tapi karena kemarin kita bawa anak 4th dan bayi, jadi cuma snorkeling 1jam an aja trus balik ke pantai.. Tapi bener-bener worth it banget dan jadi pengalaman berharga untuk kami saat itu <3
Nak lanang lagi brenang di laut |
Tujuan selanjutnya itu ke KM 0, yaitu titik paling ujung di Sulawesi Selatan. Pas waktu kita kesana tahun 2020 itu sih, tempatnya masih dalam pengembangan untuk fasilitas kayak toilet, toko-toko dll.. cuma untuk tangga ke lautnya sendiri udah jadi, dan ya Allah pemandangannya luar biasa...
Dari atas tebing itu memang agak tinggi untuk sampai ke jembatan yang paling bawahnya, tapi don't worry kalau misal ga sanggup untuk ke bawah kayak aku dulu, capek banget sambil gendong bayi, cuma di atas tebingnya jg gapapaa.. tetap bisa mengagumi indahnya KM 0 dari atas. KM 0 ini letaknya masih di dalam kawasan Tanjung Bira, jadi make sure jangan lewatkan spot ini ya kalau ke Tanjung Bira!
superb view |
Sekitar Tanjung Bira
Di dekat pantai Tanjung Bira itu ada Pantai yang bernama Pantai Phinisi. Sesuai namanya, Pantai Phinisi ini adalah pantai yang menjadi workshop untuk pembuatan perahu Phinisi yang termahsyur itu.. Sebetulnya pantai ini bukan pantai wisata sih, tapi keren aja pas kesana kita ngeliat perahu Phinisi dari dekat.. Si kakak (dan Bapaknya) juga seneng ngeliatin perahu-perahu.. kalau Ibun? cuma liat bentar aja trus masuk mobil lagi karena debu, hihihi.. Kesian anak bayi kepanasan dan kedebuan (alesan emang :p)
the great Phinisi Ship |
Ada satu spot lagi di dekat Tanjung Bira yang keindahannya masih terekam di kepala sampai sekarang.. Namanya Tebing Appalarang. Letaknya sebelum Tanjung Bira dan lumayan masuk ke hutan, tapi jalannya jalan beton kok, jadi aman aja buat mobil. Viewnya itu looh.. Masya Allah lagi-lagi membuat terkesima.. Paduan dari tebing, air yang berwarna biru kehijauan, dan lautan yang luas, bener-bener deh.. Luar Biasa.
Magical View. Masya Allah. |
Kayaknya sepanjang perjalanan ini aku dan suami ga ada henti-hentinya memuji keindahan dari sang Pencipta..
our last sunset in Tanjung Bira |
Satu blogpost ini memang ga akan bisa menceritakan keseluruhan pemandangan yang kami lihat selama perjalanan kami.. Tapi semoga bisa memotivasi yang baca blog ini untuk bepergian dan menjelajahi berbagai keindahan yang ditawarkan berbagai tempat di Nusantara, ketika pandemi sudah usai. Beneran deh, wisata di Indonesia itu ga kalah dengan wisata ke luar negeri.
Terima kasih ya, Mamah Gajah Ngeblog, karena tema tantangan kali ini jadi membuatku bernostalgia perjalanan kami. Selama nulis ini, excitement akan perjalanan yang kami rasakan dulu muncul kembali dan membuat aku tersenyum-senyum selama mengetik, hehe :)
Such a breathtaking view ya Teh Aity.
ReplyDeleteWahh alhamdulillah Teh Aity dan keluarga diberi kesempatan olehNya untuk menyaksikan keindahan pemandangan di Tanjung Bira. :)
Teh Aity sebelum pandemi masih di Balikpapan ya. Pindahnya bulan apa Teh Aity?
Aamiin, aamiin, semoga segera teratasi ya pandeminya, agar bisa jalan-jalan lagi tanpa masker, tanpa colok-colok hidung juga. Ehehehe.
saya belom pernah ke wilayah indonesia bagian timur. konon katanya memang sebagus itu ya teh? masyaAllah. pengen suatu saat menjajaki kaki kesana. biar maki tambah-tambah rasa syukur di dada ini.
ReplyDeleteHi hi I feel you Aity, waktu aku tinggal di Balikpapan juga mainnya kalau ngga ke Samarinda, Banjarmasin ya ke Makassar. Karena paling dekat.
ReplyDeleteBagus banget ya Tanjung Bira, dulu suami pernah kesana untuk liputan para pembuat kapal phinisi memang keren tempatnya kalau liat foto-fotonya.
Semoga setelah pandemi ini ada kesempatan bisa berkunjung kesana.
Tanjung Bira <3 Saya ke Tanjung Bira tahun 2014, duuhh pengen ke sana lagi, air lautnya biru dan jernih banget
ReplyDeleteO...jadi ini cerita dibalik foto-foto Tanjung Bira yang indah di IG itu. Asli kabita banget pengen lihat magical view kaya gitu.
ReplyDeletekapan yaaa bisa menjelajah pulau Kalimantan dan Sulawesi. Ternyata mamah gajah banyak yang cerita ke berbagai kota di Indonesia yang belum pernah aku kunjungi
ReplyDeleteWahhh pantainya indah bangettt.. Semoga berkesempatan kesana juga. Salam kenal teteh 🤗
ReplyDelete