Wednesday, May 31, 2023

DIY wall moulding ala Bapak and kiddos

Beberapa pekan lalu, paksuami dan anak-anak berDIY memasang wall moulding untuk kamar tidur kami. Sebetulnya ide untuk memasang moulding ini sudah ada dari semenjak renovasi rumah (sekitar 1,5 tahun lalu) dan baru terealisasi sekarang, hehe.. 

Wall moulding atau yang dikenal juga dengan wall panel atau batten wall akan membuat suasana ruangan menjadi lebih indah dan mewah. Melakukan wall moulding sendiri sebenarnya tidak terlalu sulit, dan dapat menjadi kegiatan dalam membangun bounding dengan keluarga. Untuk budget pun dapat menyesuaikan dengan kebutuhan atau desain moulding itu sendiri. Bahan-bahan yang dibutuhkan hanya wall panel, cat tembok, kuas dan lem.

Yuk, ikutan makeover rumah dengan DIY wall moulding! 

Langkah-langkah pengerjaannya seperti ini:

1. Tentukan desain dari wall moulding yang diinginkan

Ada beberapa model yang banyak digunakan orang. Model yang dipilih akan menentukan banyaknya penggunaan wall panel dan tentunya akan berdampak langsung pada besar biaya yang akan dikeluarkan. Untuk referensi, kita tinggal cari di pinterest ataupun di google dengan kata kunci 'wall moulding' atau 'wall panel' atau 'batten wall'. 

contoh ide wall moulding di pinterest 

2. Hitung penggunaan wall panel

Setelah menentukan desain, hitung panjang dari dinding yang akan dipasang. Kemudian, bagi panjang dinding tersebut dengan ukuran wall panelnya. Ukuran dari wall panel ini bermacam-macam lebar, tebal dan tingginya di banyak marketplace, tinggal disesuaikan sesuai selera. 

ide wall panel yang akan dipakai di kamar

Sebagai contoh, untuk DIY wallpanel setengah dari tinggi ruangan, kami menggunakan wall panel ukuran 5 x 122cm dengan ketebalan 6mm. Jika lebar dinding ruangan adalah 3,5m, maka wall panel yang dibutuhkan untuk desain panel rapat seperti di contoh adalah sekitar 18 panel.

contoh desain wall panel lain

Contoh untuk desain wall panel lain adalah seperti gambar diatas. Kita dapat menentukan dahulu, dindingnya akan dibagi ke berapa bagian wall panel. Di contoh atas tersebut untuk lebar dinding 3m dan ingin dibagi menjadi 5 bagian, berarti kita memerlukan minimal 7 panel dengan jarak masing-masing 38cm. 

percobaan dalam mendesain wall panel 

Wall panel ini sendiri dapat dibeli di marketplace, baik yang sudah berupa potongan maupun yang masih lembaran besar. Jika ingin praktis dan tidak punya alat pemotong dirumah sih, beli saja yang sudah potongan, jadi tinggal pasang saja. Harga untuk wall panel mulai dari Rp 10.000 per lembar, bergantung dari lebar, panjang dan juga ketebalannya. 

wall panel yang baru dikirim dari market place

3. Tempel ke dinding sesuai desain. 

Setelah wall panel dipotong sesuai dengan kebutuhan, saatnya menempel panel tersebut di dinding. Untuk memudahkan, bisa juga dibantu dengan menempelkan lakban kertas terlebih dahulu sebagai patokan (terutama untuk desain yang memiliki jarak besar antar panelnya atau untuk melihat hasil pre-desain pada dinding yang akan ditempel). Untuk yang memilih desain rapat, kita juga dapat menggunakan lebar panel sebagai jarak tempel antar panel. Contoh, untuk kamar kami menggunakan jarak 2 lebar panel (2 x 6mm) sebagai pemisah antar panel. 


Lem yang digunakan adalah lem putih PVAc. Ketika memberikan lem, usahakan lemnya tidak berlebihan sehingga akan membuat bleber ke pinggiran panel. 

pemberian lem pada panel

4. Berikan lis pada bagian atasnya.

Agar lebih rapi, berikan lis pada bagian atas dari wall panel. Bentuk lis bisa berbeda bentuk atau sama dengan wall panelnya, seperti contoh diatas. Untuk tambahan aksesori, bisa juga diselipkan lampu LED meteran di belakang lis.

lis yang kami pakai, berbentuk gelombang.
sedangkan wall panelnya berbentuk lurus. 

5. Cat sesuai keinginan

Untuk catnya, kita pakai cat tembok (bukan cat kayu), beli di Mitra 10. Untuk lebar dinding 3,5m, kaleng 5 kilo ini masih bersisa lumayan banyak. Untuk step pengecatannya, sebetulnya kami mengecat panelnya terlebih dahulu sebelum ditempel ke tembok. Namun kami sarankan untuk mengecatnya setelah ditempel saja karena jika dicat terlebih dahulu maka akan kurang rapi/double cat karena harus mengecat dinding/jarak antar panelnya juga. 



Hasil akhirnyaaaaa:





Alhamdulillah, happy sekalii dengan hasilnya. Anak-anak juga senang karena mereka dapat kesempatan untuk membuat sesuatu. 

Mumpung banyak long weekend dan juga liburan sekolah, siapa tau blogpost ini bisa menginspirasi kegiatan untuk mengisi liburan di rumah, ya :) 
Selamat mencoba!

Tuesday, May 16, 2023

Yang hijau di Kebun Raya Bogor

Untuk warga Jabodetabek khususnya warga Bogor, sepertinya tempat healing yang satu ini sudah sangat dikenal. Bagaimana tidak, tempatnya ada tepat ditengah-tengah kota dengan akses angkutan umum yang cukup mudah. Dengan deretan pohon-pohon hijau dan juga lapangan rumput yang luas, tentu saja hal ini memanjakan mata ditengah keseharian kita yang memandang hutan beton. 

lapangan luasss

Kebun Raya Bogor mempunyai luas sebesar 87 hektar dengan keliling luar hampir mencapai 4 km kalau kata paksuami yang suka jogging, dengan beberapa area atau kebun tematis di dalamnya. Beberapa area yang menjadi ikon adalah lapangan yang berada di bawah Raasaa (restoran di dalam Kebun Raya), Bunga Rafflesia Arnoldi (sayangnya kita ga kesana kemarin karena anak-anak sudah terlalu lelah), herborium, taman meksiko, taman air, kolam teratai, dan lain sebagainya. 

taman teratai

taman meksiko, penuh kaktus besar-besar

salah satu lapangan rumput lagi dekat kolam,
anak-anak senang bermain gelembung sabun disini

Karena area Kebun Raya yang luas dan kami tidak punya persiapan (baca: membawa sepeda untuk anak-anak), akhirnya kami memutuskan untuk menyewa sepeda listrik. Sepeda listrik bisa untuk 2 orang berbonceng, dan karena banyak peminatnya, akhirnya hanya kebagian 1 sepeda. Yang satu sepeda menyewa sepeda mountain bike biasa. Ada juga penyewaan mobil golf. Tempat penyewaannya ada beberapa tempat dan biasanya berada di dekat gerbang. Karena kita perlu meninggalkan ktp maka pengembalian sepeda yang dipinjam juga harus ditempat asal penyewaannya. Menyewa sepeda listrik menurut kami sangat berguna karena kami (yang bepergian dengan anak-anak kecil) bisa menjelajahi banyak tempat di dalam Kebun Raya tanpa rengekan bocah minta gendong, hehe..

pricelist penyewaan sepeda per jam

sepeda listrik yang kami sewa

Untuk masuk ke kebun Raya bisa melewati beberapa gerbang, dengan harga sekitar 26.500 (kata website, maaf aku lupa harga tiketnya kemarin hehe). Karena sewaktu kita berkunjung bertepatan dengan hari libur nasional, sehingga tempat parkir di dalamnya penuh dan hanya bisa parkir di dalam jika kita membeli Voucher makan di raasaa (jadi harga tiket parkir 150ribu untuk biaya parkir dan voucher makan 100ribu). Kurang tahu apakah kalau hari-hari biasa atau weekend biasa akan berlaku ketentuan seperti itu juga atau tidak. Saran: lebih baik untuk mencari parkir di luar seperti di dekat kantor pos, atau parkir di tempat parkir mall botani square dan jalan kaki sedikit menuju pintu 3 atau 1. Karena harganya lumayan sekali untuk parkir di dalam dengan seharga itu. Kalau ada yang punya saran dimana parkirnya atau punya pengalaman parkir lain, share di komentar ya :)

Di dalam Kebun Raya ada mushalla dan juga toilet yang cukup bersih. Ada juga beberapa spot kios yang menjual aneka mainan dan juga jajanan. Waktu itu, ada banyak tenda bazaar makanan, tapi tidak tahu apakah tenda bazar itu permanen atau khusus sabtu minggu atau khusus sewaktu libur lebaran kemarin saja. Tapi,banyak juga yang membawa bekal piknik dari rumah. Sepertinya seru sekali melakukan piknik dibawah bayangan daun-daun di bawah pohon, namun karena (lagi-lagi) kurang persiapan dari rumah, jadi kami tidak membawa makanan apa-apa #timjajan ๐Ÿ˜Untuk restoran raasaa sendiri, aku merasa harga disana cukup pricey, tapi karena sudah terlanjur punya voucher jadi kita tetap kesana.. untuk minuman sekitar 30-50ribu belum pajak, untuk harga makanannya lebih dari itu hehe. Kalau mau sekalian kuliner, saranku untuk coba kuliner Bogor yang ada di kawasan suryakencana. Soto sulungnya enak, bakso beningnya juga enak, bir pletok dingin segar, rata-rata semua terlihat enak hehehe

Tips lagi: jangan lupa bawa tripod ya! Banyak spot foto kece disini dan bahkan memang Kebun Raya Bogor cukup populer untuk melakukan pemotretan mulai dari prewed hingga foto angkatan sekolah.

Seru sekali bermain sekaligus berolahraga pagi di Kebun Raya Bogor. Kapan-kapan mau main kesana lagi ah sekalian bawa makanan dan perlengkapan piknik ๐Ÿ’š










Friday, May 5, 2023

Kereta Gantung dan Keong Emas di TMII

Sewaktu long weekend setelah Idul Fitri kemarin, rasanya sayang kalau hanya di rumah saja. Mumpung Bapak libur, jadi bisa jalan-jalan yang agak jauh sedikit dari rumah. Maklum, aku orang yang tipenya magerrr banget kalau harus nyupir jauh apalagi macet-macetan, hehe. 

Pilhan untuk jalan-jalan hari itu jatuh ke TMII. Awal rencananya sih, ingin mengajak anak-anak ke museum IPTEK yang berada di dalam kawasan Taman Mini. Seingatku dulu ketika berkunjung kesana sewaktu sekolah, museum itu sangat menyenangkan dengan banyak percobaan atau eksperimen yang bisa kita mainkan. Aku ingin mengajak anak-anakku untuk merasakan kegembiraan yang sama dalam bereksperimen di dalam museum. Dan lagi, tiket untuk masuk museum IPTEK di websitenya tergolong murah, hanya Rp 27.500 per orang. 

Kami berangkat agak siang dengan tujuan makan siang dulu di sekitar kawasan TMII, tepatnya di Green Terrace. Letaknya masih di luar TMII ya, jadi jangan masuk dulu ke jalan utama gerbang Taman mini. Baru setelah melewati jalan utama masuk Taman Mini, ada kawasan Green Terrace yang banyak pilihan resto makanannya. Kalau di dalam kawasan Taman mini itu sendiri memang banyak juga restoran, biasanya CFC ataupun kedai-kedai. Alasan lain kenapa memilih berangkat rada siang adalah karena belakangan ini Jakarta panasssss sekali dan baru mendung sekitar jam 1 siang, jadi lebih sedikit bearable panasnya hehe

Untuk masuk ke dalam kawasan TMII sendiri dikenakan biaya Rp. 25.000 per orang, dan untuk parkir mobil Rp 25.000 juga. Tiketnya bisa dibeli dulu lewat online (ada linknya di ig tmii) maupun dibeli di gerbangnya langsung seperti kami kemarin. Cashless ya, bisa menggunakan Qris ataupun jenis pembayaran lainnya. Parkir mobilnya hanya bisa ditempatkan di area depan sekitar Tugu Pancasila. Ada juga gedung parkir di area bekas Snowbay Waterpark. 

Benar saja perkiraan kami, ketika kami sampai di TMII langitnya sudah lumayan berkurang panasnya dan sedikit mendung. Karena kami parkir di dekat stasiun Kereta Gantung, kami memutuskan untuk mencoba naik kereta gantung dahulu. Fun fact: kereta gantung ini sudah beroperasi dari tahun 1975 loh! Stasiun kereta gantung ini ada 4 yang terbagi menjadi 2 lintasan yang tidak terhubung, yaitu di sebelah kanan dan kiri Danau Miniatur Indonesia. Masing-masing lintasan mempunyai 2 stasiun, di kawasan depan dan kawasan belakang. Kita bisa menaikinya dari stasiun mana saja. Harga tiketnya sebesar Rp 50.000 per orang di loket stasiun untuk 1 rute bolak balik (naik dan turun di stasiun yang sama).



Perlu diingat, operasional dari kereta gantung ini sangat dipengaruhi oleh cuaca, jadi kalau tiba-tiba turun hujan atau angin kencang, penumpang tidak boleh naik dulu ke dalam kereta gantungnya. Seperti kemarin sewaktu kami mengantri, perubahan cuacanya mendadak sekali dari yang awalnya masih terang menjadi hujan deras dan angin kencang yang tiba-tiba disertai petir-petir. Dalam hatiku, untuung saja kita masih antri dan belum naik kereta gantung, parno sekali sepertinya kalau ada di dalam kereta saat hujan sederas itu ๐Ÿ˜†Jika sudah terlanjur beli tiket dan tidak mau menunggu hujan, jangan khawatir, kita bisa mengembalikan tiket tersebut tanpa biaya di loket. Kami menunggu hujan sekitar 15 menit dan Alhamdulillah hujan sudah berhenti hanya tersisa rintik kecil saja. And lucky us, karena banyak yang refund tiket jadinya antriannya hanya tinggal beberapa orang di depan kami. 

Anak-anak tentu saja senang walaupun awalnya deg-degan sewaktu menaiki kereta gantung ini. Total naik wahana ini hanya sekitar 15 menit.  Aku rekomendasikan untuk mengajak anak-anak kalian untuk naik wahana ini walaupun agak pricey, tapi siapa tau bisa jadi core memory yang menyenangkan. ๐Ÿ’™

Setelah naik kereta gantung, kita mencari tempat untuk naik Angkutan keliling untuk pergi ke museum Iptek. Karena lokasi dari museum Iptek yang agak masuk ke dalam dan tentunya lumayan untuk anak-anak berjalan kaki sejauh itu apalagi lumayan banget untuk ortunya kalau harus gendong anak sejauh itu,  maka mau tidak mau kita harus naik Angling. Sebetulnya sudah aware dengan banyaknya komplain mengenai angling ini, ditambah ini sedang musim libur lebaran, tapiii setelah melihat kenyataannya ya rasanya kaget juga melihat antrian naik Angling yang sangat panjang ๐Ÿ˜ Akhirnya kami mundur teratur dan memutuskan untuk tidak jadi ke museum Iptek hari itu. 

Hari masih sore sekitar jam 3 dan tidak mau rugi dong yaa sudah bayar masuk TMII tapi masa hanya naik kereta gantung aja?? Akhirnya kita putuskan untuk mencoba melihat jadwal film di Keong Emas. Kebetulan paksu belum pernah masuk keong emas dan akupun hanya sekali, yang kuingat adalah layarnya besaaaaaar sekali. Aku jadi bersemangat ini mengajak si Kakak yang lagi senang-senangnya menonton bioskop untuk mencoba menonton di teater Imax ini. Lucunyaa.. paksu mencari jadwal pemutaran film ini di website dan aplikasi XXI, hahaha ga akan ketemu atuuuuh ๐Ÿ˜‚ 

Teater Keong Emas

Area lobby 

Layar di dalam teaternya. Superrr besar!

Pemutaran film dilakukan tiap jam dan untuk pembelian tiketnya loket dibuka setengah jam sebelumnya. Untuk tiketnya ini juga tidak ada nomer kursinya, jadi bangkunya acak dan tempatnya siapa cepat dia dapat tempat enak (ditengah-tengah). Tapi jangan khawatir juga karena tentunya tiket yang dijual tidak akan melebihi kapasitas, malah sayangnya cenderung sepi penontonnya. Untuk harga tiketnya sendiri sebesar Rp 50.000 per orang, bisa tunai maupun cashless. 

Struk tiket. Nanti akan di scan 4x (aku beli untuk 4 orang) sewaktu mau masuk teater.

Jadwal pemutaran film di Teater Keong Emas

Ketika kami datang, ternyata hanya tinggal 1x pemutaran yaitu film yang berjudul Forces of Nature. Oiya, film-film yang ada diputar di Teater Keong Emas itu sendiri memang tujuannya untuk edukasi ya, jadi bukan seperti film bioskop pada umumnya. Film yang kami tonton berkisah tentang gejala-gejala alam seperti gunung berapi, gempa, tornado dengan format seperti film dokumenter khas NatGeo. Kalau aku sih, suka dengan film sejenis itu. Namun untuk anak-anak kecil, mungkin ada yang tertarik namun ada juga yang masih takut karena suara yang keras, ruangan yang gelap dan layar atau gambar yang super besar. Materi filmnya juga mungkin agak berat untuk anak TK atau SD awal, tapi yang jelas sarat dengan ilmu dan informasi dan juga visual yang berbeda dari menonton lewat layar tv di rumah. 

Kami senang sekali dengan kunjungan kami ke TMII kemarin. Walaupun singkat dan ternyata kalau dihitung-hitungnya habisnya lumayan banyak yaaah tapi Alhamdulillah kami puas. Dan jadi kepikiran untuk lebih prepare kalau ke Taman Mini, bawa sepeda anak-anak contohnya untuk keliling-keliling di dalam Taman Mini nya, Insya Allah.  ๐Ÿ’š

Thursday, May 4, 2023

mie mie dan mie lagi~~

Kalau membicarakan tentang makanan kesukaan, hampir semua orang pasti punya satu atau lebih makanan seperti yang sudah dijelaskan mamah admin MGN di blog Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan ini. Apalagi kalau tipikalnya stress-eater seperti saya, pasti punya comfort food yang akan memperbaiki suasana hati. 



Bagi saya, olahan mie menjadi salah satu makanan kesukaan yang sering hadir di meja makan. Olahan mie yang cenderung lebih ringan dibandingkan dengan memakan nasi dan lauk, apalagi kalau dimakan ketika masih baru matang dan panas, akan membuat badan dan juga perasaan saya menjadi lebih segar. Mulai dari mie instan, yamien, ramen, udon, soba, pasta (spagetti atau fettucine) dan masih banyak jenis lainnya. Saking sukanya dengan mie, pernah juga sampai menjadi inspirasi sewaktu membuat cerita fiksi berlatar ITB di tantangan bulan MGN, haha

Untuk mie instan, 'Indomie, seleraku..' memang juara, sih.. dari mulai mie instan polos sampai ke mie kuah aneka rasa yang ditopping sedemikian rupa sudah tak terhitung varian yang pernah kucoba. Walaupun kebanyakan makan mie instan itu memang gak sehat (sepertinya semua orang tahu itu tapi masih banyak juga yang sering memakannya) tapi aroma ketika ada orang yang memasak mie instan itu sungguh menggoda~~ haha.. 

Jadi ingat, sewaktu SMA karena hampir setiap hari jajan mie instan di kantin, aku pernah 'distrap' sama teman-teman sekelas. Mie yang sudah terlanjur kubeli dimakan sama mereka, dan ga boleh jajan mie selama seminggu! ๐Ÿ˜‚ Kalau sekarang sih.. makan mie instan karena kabita kalau sedang nonton drakor yang biasanya mereka makan ramyun, lihat kuahnya yang merah itu duhhh.. bikin langsung ingin nyalain kompor.

Olahan mie lain yang jadi kenangan dan jadi kesukaan sampai sekarang adalah mie ayam abang-abang gerobak, Dulu suka beli sewaktu jeda antara selesai kelas dan les pas SD di abang gerobak yang mangkal di depan sekolah. Harganya 1500 kalau tidak salah, cukup mahal untuk anak SD pada waktu itu. Pakai saos merah yang katanya dibuat dari cabe dan tomat kematengan (mau bilang busuk tapi kok yo ga tega... hahaha) tapii justru itulah yang buat tambah nikmat, beda kalau pakai saos kemasan botolan yang biasa ada di mini market. Sampai sekarang ketika harganya sudah 10x lipat juga tetap saja jenis mie ayam ini sering kubeli.



Karena keluargaku orang Bandung, jadi aku juga akrab dengan yamien. Kesukaanku adalah yamien manis. Sewaktu aku kecil dan tinggal bersekolah di Jakarta sepertinya disini belum terlalu familiar dengan yamien yang biasanya kuah dan mie nya dipisah. Apalagi dengan istilah yamien manis atau yamien asin. Tapi sekarang hampir semua gerai mie bisa untuk dibuat ala yamien. Yamien kesukaanku? Tentu aja yamien buatan rumah (mamaku) hehehe.. 

Yamien manis ayam jamur buatan mama @catering.alaatty
Yang mau cobain di daerah BSD bisa juga loh pesan di gofoodnya @bluperrycoffe , restonya sepupuku dan resepnya sama, Insya Allah ngeunahhh

Ketika dulu masih suka ikut annual symposium di Jepang, maka olahan udon jadi salah satu makanan kesukaan apalagi kalau dimakan ketika autumn/winter ketika tim kita yang dari negara tropis ini menggigil kedinginan terkena cuaca hampir 0 derajat. Kuah panasnya yang biasanya terbuat dari serpihan ikan dan sayuran jadi alternatif makanan karena kalau ramen di jepang biasanya terbuat dari tulang babi dan/atau sapi yang belum tentu sesuai syariat sembelihnya. Jadi ketika Marugame Udon membuka gerainya pertama kali di Indonesia, wahhh saya bahagia sekali. Masih ingat rasanya ketika pertama kali mencoba niku udonnya, terharu sekali karena rasa dan cara penyajiannya sangat mirip dengan yang di dekat kampus Kyudai ๐Ÿ™† 



Demikian juga waktu pertama kali mencoba ramen di Seirock-ya, ya ampun sampai heran kenapa bisa ada kuah seenak ituuuuu *lebay* *tapi beneran takjub*. Menu kesukaan tentu saja Tori Paitan Ekstrim Ramen.  Walaupun harganya yang lumayan mahal tapi menurutku worth to buy. Aku ga usah komentar banyak deh tentang ramen ini, silakan langsung aja ke gerai terdekat dan coba sendiri ๐Ÿ˜†

Dan gara-gara ramen ini pula jadi terinspirasi untuk buat ramen instan ala-ala dari resep di instagram. Dengan effort yang minimalis tapi dapat ramen yang lumayan enak hehee.. Silakan kalau ada yang ingin mencoba juga ๐Ÿ˜ 

Mie ramen ala-ala:
Kuah: 1 gelas susu kedelai tawar (jangan yang manis yah!), dipanaskan dengan tambahan 1 sdt minyak wijen, 1/2 sdt chicken stock powder, merica, kecap asin/garam (sesuai selera, tambahkan sedikit demi sedikit sampai asinnya pas). 

Rebus mie telor di air terpisah dan tiriskan, masukkan ke campuran kuah tadi, tambahkan toping telur, sawi, bawang daun dan cabai bubuk. Itadakimasu ๐Ÿ™