Sewaktu long weekend setelah Idul Fitri kemarin, rasanya sayang kalau hanya di rumah saja. Mumpung Bapak libur, jadi bisa jalan-jalan yang agak jauh sedikit dari rumah. Maklum, aku orang yang tipenya magerrr banget kalau harus nyupir jauh apalagi macet-macetan, hehe.
Pilhan untuk jalan-jalan hari itu jatuh ke TMII. Awal rencananya sih, ingin mengajak anak-anak ke museum IPTEK yang berada di dalam kawasan Taman Mini. Seingatku dulu ketika berkunjung kesana sewaktu sekolah, museum itu sangat menyenangkan dengan banyak percobaan atau eksperimen yang bisa kita mainkan. Aku ingin mengajak anak-anakku untuk merasakan kegembiraan yang sama dalam bereksperimen di dalam museum. Dan lagi, tiket untuk masuk museum IPTEK di websitenya tergolong murah, hanya Rp 27.500 per orang.
Kami berangkat agak siang dengan tujuan makan siang dulu di sekitar kawasan TMII, tepatnya di Green Terrace. Letaknya masih di luar TMII ya, jadi jangan masuk dulu ke jalan utama gerbang Taman mini. Baru setelah melewati jalan utama masuk Taman Mini, ada kawasan Green Terrace yang banyak pilihan resto makanannya. Kalau di dalam kawasan Taman mini itu sendiri memang banyak juga restoran, biasanya CFC ataupun kedai-kedai. Alasan lain kenapa memilih berangkat rada siang adalah karena belakangan ini Jakarta panasssss sekali dan baru mendung sekitar jam 1 siang, jadi lebih sedikit bearable panasnya hehe
Untuk masuk ke dalam kawasan TMII sendiri dikenakan biaya Rp. 25.000 per orang, dan untuk parkir mobil Rp 25.000 juga. Tiketnya bisa dibeli dulu lewat online (ada linknya di ig tmii) maupun dibeli di gerbangnya langsung seperti kami kemarin. Cashless ya, bisa menggunakan Qris ataupun jenis pembayaran lainnya. Parkir mobilnya hanya bisa ditempatkan di area depan sekitar Tugu Pancasila. Ada juga gedung parkir di area bekas Snowbay Waterpark.
Benar saja perkiraan kami, ketika kami sampai di TMII langitnya sudah lumayan berkurang panasnya dan sedikit mendung. Karena kami parkir di dekat stasiun Kereta Gantung, kami memutuskan untuk mencoba naik kereta gantung dahulu. Fun fact: kereta gantung ini sudah beroperasi dari tahun 1975 loh! Stasiun kereta gantung ini ada 4 yang terbagi menjadi 2 lintasan yang tidak terhubung, yaitu di sebelah kanan dan kiri Danau Miniatur Indonesia. Masing-masing lintasan mempunyai 2 stasiun, di kawasan depan dan kawasan belakang. Kita bisa menaikinya dari stasiun mana saja. Harga tiketnya sebesar Rp 50.000 per orang di loket stasiun untuk 1 rute bolak balik (naik dan turun di stasiun yang sama).
Perlu diingat, operasional dari kereta gantung ini sangat dipengaruhi oleh cuaca, jadi kalau tiba-tiba turun hujan atau angin kencang, penumpang tidak boleh naik dulu ke dalam kereta gantungnya. Seperti kemarin sewaktu kami mengantri, perubahan cuacanya mendadak sekali dari yang awalnya masih terang menjadi hujan deras dan angin kencang yang tiba-tiba disertai petir-petir. Dalam hatiku, untuung saja kita masih antri dan belum naik kereta gantung, parno sekali sepertinya kalau ada di dalam kereta saat hujan sederas itu 😆Jika sudah terlanjur beli tiket dan tidak mau menunggu hujan, jangan khawatir, kita bisa mengembalikan tiket tersebut tanpa biaya di loket. Kami menunggu hujan sekitar 15 menit dan Alhamdulillah hujan sudah berhenti hanya tersisa rintik kecil saja. And lucky us, karena banyak yang refund tiket jadinya antriannya hanya tinggal beberapa orang di depan kami.
Anak-anak tentu saja senang walaupun awalnya deg-degan sewaktu menaiki kereta gantung ini. Total naik wahana ini hanya sekitar 15 menit. Aku rekomendasikan untuk mengajak anak-anak kalian untuk naik wahana ini walaupun agak pricey, tapi siapa tau bisa jadi core memory yang menyenangkan. 💙
Setelah naik kereta gantung, kita mencari tempat untuk naik Angkutan keliling untuk pergi ke museum Iptek. Karena lokasi dari museum Iptek yang agak masuk ke dalam dan tentunya lumayan untuk anak-anak berjalan kaki sejauh itu apalagi lumayan banget untuk ortunya kalau harus gendong anak sejauh itu, maka mau tidak mau kita harus naik Angling. Sebetulnya sudah aware dengan banyaknya komplain mengenai angling ini, ditambah ini sedang musim libur lebaran, tapiii setelah melihat kenyataannya ya rasanya kaget juga melihat antrian naik Angling yang sangat panjang 😁 Akhirnya kami mundur teratur dan memutuskan untuk tidak jadi ke museum Iptek hari itu.
Hari masih sore sekitar jam 3 dan tidak mau rugi dong yaa sudah bayar masuk TMII tapi masa hanya naik kereta gantung aja?? Akhirnya kita putuskan untuk mencoba melihat jadwal film di Keong Emas. Kebetulan paksu belum pernah masuk keong emas dan akupun hanya sekali, yang kuingat adalah layarnya besaaaaaar sekali. Aku jadi bersemangat ini mengajak si Kakak yang lagi senang-senangnya menonton bioskop untuk mencoba menonton di teater Imax ini. Lucunyaa.. paksu mencari jadwal pemutaran film ini di website dan aplikasi XXI, hahaha ga akan ketemu atuuuuh 😂
Teater Keong Emas |
Area lobby |
Layar di dalam teaternya. Superrr besar! |
Pemutaran film dilakukan tiap jam dan untuk pembelian tiketnya loket dibuka setengah jam sebelumnya. Untuk tiketnya ini juga tidak ada nomer kursinya, jadi bangkunya acak dan tempatnya siapa cepat dia dapat tempat enak (ditengah-tengah). Tapi jangan khawatir juga karena tentunya tiket yang dijual tidak akan melebihi kapasitas, malah sayangnya cenderung sepi penontonnya. Untuk harga tiketnya sendiri sebesar Rp 50.000 per orang, bisa tunai maupun cashless.
Struk tiket. Nanti akan di scan 4x (aku beli untuk 4 orang) sewaktu mau masuk teater. |
Jadwal pemutaran film di Teater Keong Emas |
Ketika kami datang, ternyata hanya tinggal 1x pemutaran yaitu film yang berjudul Forces of Nature. Oiya, film-film yang ada diputar di Teater Keong Emas itu sendiri memang tujuannya untuk edukasi ya, jadi bukan seperti film bioskop pada umumnya. Film yang kami tonton berkisah tentang gejala-gejala alam seperti gunung berapi, gempa, tornado dengan format seperti film dokumenter khas NatGeo. Kalau aku sih, suka dengan film sejenis itu. Namun untuk anak-anak kecil, mungkin ada yang tertarik namun ada juga yang masih takut karena suara yang keras, ruangan yang gelap dan layar atau gambar yang super besar. Materi filmnya juga mungkin agak berat untuk anak TK atau SD awal, tapi yang jelas sarat dengan ilmu dan informasi dan juga visual yang berbeda dari menonton lewat layar tv di rumah.
Kami senang sekali dengan kunjungan kami ke TMII kemarin. Walaupun singkat dan ternyata kalau dihitung-hitungnya habisnya lumayan banyak yaaah tapi Alhamdulillah kami puas. Dan jadi kepikiran untuk lebih prepare kalau ke Taman Mini, bawa sepeda anak-anak contohnya untuk keliling-keliling di dalam Taman Mini nya, Insya Allah. 💚
Aku kepikiran juga ajak anak ke TMII nih teh. Untuk kereta gantung, masih aman kan ya kondisinya? Kayanya ko udah tua gitu ya. Moga2 kesampaian kesini
ReplyDeletehehe Insya Allah masih aman teh Andinaa.. memang sih ada yang tua dan ada yang terlihat baru, tapi sepertinya perawatannya bagus apalagi setelah renov besar-besaran itu hehe
Delete