Thursday, April 10, 2014

Kelas Inklusif

Sering ada yang nanya: 'Ade kamu sekolah ngga?' atau 'Sekolahnya gimana?'
Aku jawab, 'Sekolah kok, di sekolah negeri biasa'
Dan hampir selalu ada pertanyaan tambahan: 'Ooooh, bisa, ya?' atau malah 'Kok bisa?'
Aku jawab lagi, 'Iya, bisa kok. Kan ada program inklusif'

Mungkin program ini sudah akrab di telinga para anggota keluarga autisme lainnya, tapi izinkan aku share tentang program ini dan pengalaman kakang bersekolah.

Sewaktu kakang TK, mungkin tidak ada masalah karena saat itu tujuan dari tk kebanyakan adalah untuk bermain dan bersosialisasi, tidak seperti tk-tk zaman sekarang yang bisa calistung dsb. Tetapi ketika mau masuk SD, mulai muncul permasalahan itu. Waktu itu mama-abah memasukkan kakang ke sekolah swasta 'Al-Falah' di daerah cipayung, karena harapannya guru-guru disana lebih care dan boleh membawa/mendapatkan guru pendamping untuk kakang. Namun masalahnya adalah, di sd tersebut yang menjadi tolak ukur kenaikan tingkat/kelas adalah dari segi mentalitas. Ya tentu aja dong kakang ga bisa disamakan dengan anak normal lainnya kalau dari segi mentalitas. Dan akhirnya mama-abah memutuskan untuk memindahkan sekolah kakang di akhir tahun ajaran pertama tsb.

Setelah itu, mama-abah memasukkan kakang ke sekolah sd swasta di dekat rumah. Lupa sih, nama sd nya apa hehe.. tapi yang jelas, menurutku sih itu sekolah yang biasa aja dan cenderung menengah ke bawah (dari segi akademisi dan prestasi loh ya), bukan sekolah unggulan yang punya nama dan prestasi segudang. Tapi aku ya mendukung mama dan abah untuk memasukkan kakang kesitu karena satu alasan dan pemikiran, kita ga perlu kakang sekolah di sekolah unggulan yang pasti guru-gurunya akan sibuk mengejar prestasi murid-murid pintar dan akan menganggap kakang sebelah mata, tapi kita ingin sekolah yang mengajak kakang bersosialisasi untuk menjadi salah satu bagian dari sekolah itu. Kami sebagai keluarga tidak muluk-muluk kok kakang harus juara atau lainnya, yang penting dia bisa merasakan bagaimana bersekolah itu tanpa merasa dibedakan baik oleh guru maupun teman-temannya.

Alhamdulillah, rupanya tepat untuk memasukkan kakang kesana. Kakang dapat bergaul dengan teman-temannya, bahkan teman-temannya sering datang ke rumah untuk main. Hubungan dengan guru pun sangat baik, karena sekolah tersebut termasuk sekolah kecil sehingga pihak keluarga dan pihak sekolah dapat mengenal satu sama lain dengan baik dan berkoordinasi untuk menjadikan kakang lebih baik, hehe..

6 tahun sekolah SD, kami pun bingung lagi mau memasukkan kakang ke smp mana. Beruntung, Bu Yusi mempunyai info bahwa mendikbud mempunyai program baru yang bernama program inklusif, dimana beberapa sekolah-sekolah negeri dapat menerima beberapa anak berkebutuhan khusus dalam satu kelas untuk mengikuti pembelajaran secara normal bersama anak-anak normal lainnya. Alhamdulillah, dengan adanya program itu, kakang bisa sekolah dengan baik di SMP Negeri 223 dan SMA Negeri 54 Jakarta.  Teman-teman satu sekolah pun dapat menerima dengan baik dan tidak ada ejekan berarti untuk kakang karena mereka diberi pengarahan ttg adanya program ini sehingga mereka dapat menerima kakang dengan baik. Alhamdulillah :)

No comments:

Post a Comment